"Dan Allah menurunkan hujan dari langit, kemudian Dia menghidupkan dengan air hujan itu akan bumi sehabis matinya; bersama-sama pada yang demikian itu terdapat satu tanda (yang menandakan budi Allah) bagi kaum yang mendengar (peringatan ini dan memahaminya)" (QS. An-Nahl 16:65)
Selama ini kita berguru bahwa air hujan berasal dari air bahari yang menguap, berkumpul menjadi awan hujan, kemudian airnya turun ke bumi. Hal ini dijelaskan pada surat yang lain. "Tidakkah engkau melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka terlihat olehmu hujan keluar dari celah-celahnya..." (Q.S. An-Nuur 24:43)
Ini memang ayat perihal air hujan yang berasal dari awan. Lantas apa maksud dari ayat-ayat lain menyerupai dalan Surat Al-Baqarah (2) ayat 22, Surat Ibrahim (14) ayat 32, dan Surat An-Nah l(16) ayat 10 yang menyebutkan bahwa Allah menurunkan air dari langit? Mari kita simak lanjutan ayat dari Surat An-Nuur (24) ayat 43 diatas, "Dan Dia turunkan juga dari langit butiran es laksana gunung-gunung."
Pasti berdasarkan kita kalimat tadi semakin ganjil. Selain menurunkan hujan dari awan, Allah juga menurunkan es sebesar gunung dari langit. Misteri ini tersimpan ratusan tahun. Para andal tafsir gundah menafsirkannya. Sampai pada tahun 1988, Dr. Louis Frank, andal fisika dati Iowa, USA, meneliti data-data dari satelit Eksplorer I. Satelit ini memotret Bumi dengan Menggunakan film ultraviolet. Ternyata dalam foto-foto itu tampak atmosfer bumi berlubang disana sini. Setelah dianalisis seCaranya mendalam, disimpulkan bahwa lubang-lubang tadi hanya sanggup terjadi oleh bola salju atau komet es yang menembus dari luar angkasa. Berat tiap komet diperkirakan 100 ton dan kulitnya berlapis hidro-carbon hitam. Garis tengahnya kira-kira 10 meter. Bola-bola es tadi menghujani bumi dalam jumlah besar, adalah 10 juta buah dalam setahun, atau 19 buah per menit!!
Dr. Clayne Yeates, andal Fisika dari Paadena, California, dengan Menggunakan teleskop raksasa, Kitt Peak Observatory di Arizona, menerangkan bahwa bola-bola es tadi meluncur dengan kecepatan sekitar 10 km/detik dari ketinggian 150.000 km, dan mulai pecah menjadi butiran es akhir gelombang udara sangat hangat pada ketinggian 1000 km di atas permukaan bumi. Butiran es tersebut selanjutnya menguap menjadi embun dan turun ke bumi sebagai hujan, bercampur dengan uap air laut. Jelaslah sudah makna ayat-ayat perihal air dari awan dan air dari langit dalam Al-Quran.
Dr. Louis Frank menghitung bahwa jumlah air "kiriman" dari angkasa luar itu menambah tinggi air bahari di permukaan bumi sebanyak 2,5 cm per 10.000 tahun. proses hujan es dari luar angkasa ini telah berlangsung semenjak bumi terbentuk atau sekitar 4,9 tahun yang kemudian sehingga telah "menyumbangkan" air dalam jumlah yang sangat banyak untukmencukupi kebutuhan hidup seluruh makhluk dipermukaan bumi.
sumber : majalah Nurul Hayat 142 November 2015
0 Response to "Hujan Es Dari Angkasa"
Post a Comment